Sunday, April 12, 2009

Menulis Di Uang Kertas


Fenomena menulis pesan di dalam selembar uang kertas emang udah ada sejak doeloe kala. Kebanyakan isinya adalah sebuah pesan caci maki sumpah serapah untuk seorang pria atau wanita yang mungkin udah membuat si penulis pesan sakit hati seperti “aku tak akan lagi jatuh cinta padamu, karena kamu telah pergi meninggalkan aku”, penulis pesan ini mungkin berharap kalau uang yang dia tulis tersebut akan pindah ke tangan supir angkot, kemudian ke tangan tukang rokok asongan, kemudian ke tangan mba2 warteg, dan kemudian ke tangan suami mba2 warteg tersebut yang notabene adalah mantan si penulis yang sekarang sudah menikah dengan mba2 warteg tersebut. semua cowo buaya darat!”. Beberapa juga ada yang menulis curahan hatinya buat orang yg dia sukai seperti “Sri, aku cinta kamu, aku mau kita nikah di kampungku?”. Beberapa bahakan ada yang menuliskan tanda tangannya di uang kertas, mungkin mereka sedang latihan untuk menjadi gubernur bank indonesia berikutnya yang ttd nya selalu ada di uang kertas.

Baru2 ini saya mendapatkan kembalian uang kertas Rp 1000 versi kapiten pattimura sedang membawa2 golok yang di permukaannya dituliskan sebuah puisi. Seperti ini tulisannya “cinta itu munafic(ya betul dia nulisnya pake huruf “C”), karena cinta hanyalah sebuah selimut kebusukan cowok & seks eseks”. hmm kebanyakan orang menuliskan sesuatu biasanya berdasarkan dari pengalaman pribadinya bukan? silahkan anda mengasumsikan sendiri mengapa si penulis pesan menulis hal tersebut.

memang jika anda melihat uang kertas tersebut mungkin anda hanyak akan tertawa atau mengejek2 tulisan didalamnya. tapi bagi saya, itu adalah sebuah komunikasi yang cukup efektif yang dapat menjangkau khalayak yang cukup banyak dari berbagai kalangan dari SES A, B , C(SES A juga megang uang Rp 1000 rupiah dari hasil kembalian parkir ya kan?).

bayangkan jika saya menulis suatu pesan di uang kertas dari sebuah pesan2 sederhana seperti “Sholat lah sebelum anda di sholati” sampai dengan tulisan2 yang dapat menginspirasikan seseorang seperti “Every man dies. not every man really lives”, dan “In three words i can sum up everything I’ve learned about life : it goes on”

saya percaya dengan sesuatu yang dinamakan kebetulan, kebetulan banget pas lagi ngomong sebuah kata, kata tersebut diucapkan di radio. kebetulan ketika sedang ngomongin orang, orangnya tiba2 ada dibelakang kita, dan kebetulan2 yang lainnya.

Bayangkan jika kita menulis sebuah pesan diuang kertas “Sholat lah sebelum anda di sholati” dan uang kertas tersebut jatuh ketangan orang yang sedang kehilangan keyakinannya akan Tuhan. Bayangkan jika kita menulis sebuah pesan “Every man dies. not every man really lives”, dan uang kertas tersebut berada di dompet seseorang yang sedang bingung menentukan 2 pekerjaan yang sedang ditawarkan kepadanya. Bayangkan uang kertas yang bertuliskan “In three words i can sum up everything I’ve learned about life : it goes on”menjadi uang kembalian makan siang seseorang yang sedang kehilangan orang yang teramat sangat penting dalam hidupnya.

Mungkin tulisan di uang kertas tersebut dapat menjadi sebuah “tanda”, inspirasi, ataupun hanya lewat menjadi sebuah lelucon saja. Saya juga tidak menganjurkan anda untuk menulis di uang kertas , sekali lagi, saya hanya membayangkan saja :)

1 comment:

Ganteng Maut said...

thats why the money dropped in on ur hand unexpectedly, lad hahaha dia tau mana orang yang suka seks eseks doank!!! wekekekek...